Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever).
Selain
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus
adalah nyamuk lain yang juga berpotensi yang memiliki tingkat keganasan yang
sama sebagai agen virulensi. Nyamuk jenis ini
paling banyak dijumpai di daerah Afrika dan Asia. Aedes albopictus, yang juga
dikenal sebagai nyamuk macan Asia dengan ciri garis-garis putih, dianggap
spesies nyamuk yang paling agresif. Kedua spesies biasanya menggigit pada siang
hari dan pada sore hari, sehingga kelambu untuk tidur malam dianggap tidak
begitu berguna untuk mecegah penyebaran virus Zika. Semua
spesies nyamuk ini juga dapat menginfeksi orang dengan demam berdarah,
chikungunya, dan demam kuning.
Sejarah Virus Zika
Virus
zika merupakan virus yang disebarkan melalui perantara nyamuk yaitu nyamuk yang
sama yang menyebarkan virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Virus
Zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda, pada
tahun 1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes
Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada
tahun 1954.
Virus
Zika menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar Afrika dan Asia pada
tahun 2007 di wilayah Pasifik Selatan. Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak
di Brazil.
Penyebaran
virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara, Amerika Selatan,
Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Di Indonesia sendiri, telah ditemukan
virus Zika di Jambi pada tahun 2015.
Salah
satu negara yang terbanyak yang terkena virus zika adalah Brazil semenjak
pertengahan 2015 ada sekita 500.000 penduduk yang tertular virus Zika ini.
Bahkan sampai berkembang banyak sekali sehingga mencapai sampai 1,5 juta
penduduk yang tertular.
Siklus Virus Zika
Klasifikasi
dan Struktur virus zika
Group:
Group IV ((+)ssRNA)
Famili:
Flaviviridae
Genus:
Flavivirus
Spesies:
Virus Zika
Virus
zika memiliki virion dengan diameter 40nm degan permukaan proyeksi sekitar
5-10nm. virus zika memiliki nukleokapsid dengan diameter 25-30nm yang
mengelilingi membran lipid bilayer. virus ini memiliki envelop dengan bentuk
isohedral yang memiliki struktur yang terbuat dari protein E dan M. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat struktur virus zika di gambar dibawah ini
Susunan
gen virus zika termasuk ke dalam Non-segmented, single-stranded, dan genom
positive-sense RNA dengan panjang basa 10794 dengan dua bagian non-coding yaitu
5′ NCR dan 3′ NCR.
Gejala Virus Zika
Selain
gejala umum yang telah disebutkan, gejala lain virus Zika yang ditemukan adalah
sakit kepala, nyeri di belakang mata, dan lelah. Gejala ini umumnya bersifat
ringan dan berlangsung hingga sekitar satu minggu.
Mengenai
periode inkubasi virus Zika masih belum diketahui, namun kemungkinan
berlangsung hingga 2-7 hari semenjak pasien terpapar virus ini (terkena gigitan
nyamuk penjangkit). Dari lima orang yang terinfeksi virus Zika, satu orang
menjadi sakit akibat virus ini. Walaupun jarang, dapat terjadi kasus berat yang
memerlukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit, bahkan kematian.
Transmisi
virus Zika yang terjadi di dalam kandungan dikaitkan dengan terjadinya
mikrosefali dan kerusakan otak pada janin. Mikrosefali adalah kondisi dimana
lingkar kepala lebih kecil dari ukuran normal.
Diagnosis Virus Zika
Melihat
dari gejala yang menyerupai banyak penyakit lain, pemeriksaan terhadap rute
perjalanan yang pernah dilakukan oleh pasien, khususnya ke area-area yang
memiliki kasus infeksi virus Zika dapat membantu mempersempit diagnosis. Dokter
mungkin akan menanyakan area, waktu, dan aktivitas saat melakukan kunjungan ke
daerah tersebut.
Dokter
dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi asam nukleat virus, mengisolasi
virus, atau uji serologis. Selain melalui pengambilan darah yang biasanya
dilakukan pada 1-3 hari setelah gejala muncul, urine dan air liur juga dapat
menjadi bahan uji pada hari ketiga hingga hari kelima.
Pengobatan Virus Zika
Pengobatan
virus Zika difokuskan kepada upaya mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien
karena vaksin serta obat-obatan penyembuh penyakit ini belum ditemukan.
Pengobatan terhadap gejala yang dialami dapat berupa pemberian cairan untuk
mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk meredakan demam dan sakit
kepala, serta istirahat yang cukup. Penggunaan aspirin dan obat anti peradangan
nonsteroid lainnya tidak direkomendasikan sebelum kemungkinan pasien terkena
dengue dapat dihilangkan.
Bagi
pasien yang telah terinfeksi virus Zika diharapkan untuk menghindari gigitan
nyamuk selama terjangkit virus ini karena virus Zika yang dapat bertahan lama
di dalam darah penderita dapat menyebar ke orang lain melalui gigitan nyamuk.
Pencegahan Virus Zika
Mencegah
gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu
Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Beberapa langkah pencegahan yang bisa
dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit virus Zika, antara lain:
Memastikan
tempat yang Anda tinggali memiliki pendingin ruangan atau setidaknya memiliki
tirai pintu dan jendela yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.
Gunakan
kelambu pada tempat tidur jika area yang Anda kunjungi tidak memiliki hal di
atas. Gunakan
baju dan celana berlengan panjang. Gunakan
bahan penolak serangga yang terdaftar pada badan perlindungan lingkungan atau
environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang tertera
pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi mengenai
pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu dan durasi
pengaplikasian.
Bayi
yang berusia di bawah dua bulan tidak diperkenankan menggunakan bahan penolak
serangga ini sehingga Anda harus memastikan agar pakaian bayi dapat
melindunginya dari gigitan nyamuk.
Gunakan
juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau
alat pengangkut bayi lainnya.
Perhatikan
area tubuh anak yang berusia lebih dewasa saat mengaplikasikan bahan penolak
serangga. Hindari area tubuh yang terluka atau sedang mengalami iritasi, area
mata, mulut, dan tangan.
Pilihlah
perawatan, pencucian, atau pemakaian pakaian serta peralatan yang menggunakan
bahan dengan kandungan permethrin. Pelajari informasi produk dan instruksi
penggunaan mengenai perlindungan yang diberikan. Hindari menggunakan produk ini
pada kulit.
Pelajari
juga informasi mengenai daerah yang akan Anda kunjungi, seperti fasilitas
kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu keberangkatan tiba,
khususnya area yang terjangkit virus Zika.
Lakukan
tes virus Zika sekembalinya Anda, khususnya perempuan hamil, dari daerah
penyebaran virus Zika.
WASPADAI
he
Eijkman Institute for Molecular Biology atau Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
menyampaikan hasil temuannya yang cukup menggegerkan pada awal 2016 lalu.
Lembaga itu telah mendapati satu kasus Zika di Sumatra dan memperkirakan bahwa
virus itu tampaknya telah menyebar "untuk sementara waktu" di
Indonesia.
Virus
yang ditularkan oleh gigitan nyamuk ini telah menimbulkan kekhawatiran di
sebagian benua Amerika. Virus yang memiliki gejala mirip dengan demam berdarah
ini diyakini menyebabkan microcephaly, yakni bayi lahir dengan ukuran kepala
dan otak yang kecil atau abnormal.
Lembaga
Biologi Molekuler Eijkman mengatakan seorang laki-laki berusia 27 tahun yang
tinggal di provinsi Jambi dan tidak pernah bepergian ke luar negeri, diketahui
telah positif mengidap virus zika, pada awal semester 2015. Institut itu
menemukan kasus tersebut ketika mempelajari wabah demam berdarah di Jambi.
Tim
peneliti menyisihkan contoh/spesimen yang menyebabkan gejala-gejala demam
berdarah seperti demam dan ruam, yang setelah diuji ternyata bukan merupakan
virus demam berdarah. Penelitian lebih lanjut pun dilakukan.
Sumber:#Anatomi.com
#BBC.com #Wilkipedia # Molecular Biology
Tidak ada komentar:
Posting Komentar