Duta Besar RI Paramaribo, Julang Pujianto, memberikan penjelasan mengenai lakon Bima Kridha yang ditampilkan dalam pertunjukan wayang kulit.
Paramaribo(SURINAME).MBM- Warga Suriname di Paramaribo menyaksikan pertunjukan wayang kulit Bima Kridha di Theater Thalia, Paramaribo (06/10). Pergelaran wayang kulit ini merupakan bagian dari perayaan HUT TNI ke-78 yang dimeriahkan dengan pergelaran serentak di 78 lokasi di Indonesia dan luar negeri oleh Atase Pertahanan RI terakreditasi untuk Suriname.
Dalam pidato sambutannya, Duta Besar RI Paramaribo, Julang Pujianto, memberikan penjelasan mengenai lakon Bima Kridha yang ditampilkan dalam pertunjukan wayang kulit. Dijelaskan bahwa pertunjukan wayang seringkali menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada penonton. Pemilihan kisah Bima Kridha merupakan pengejawantahan Bima sebagai salah satu karakter penting pada kisah Mahabarata. Bima memiliki sifat-sifat yang dianggap mulia dalam budaya Jawa, yaitu bijaksana,teguh, dan berani.
Atase Pertahanan RI terakreditasi untuk Suriname, Kolonel Penerbangan Humaidi Syarif Romas dalam pertemuannya dengan rekan media menyatakan bahwa TNI memiliki kapasitas diberbagai bidang untuk menjaga ketertiban dan kestabilan nasional. Lebihlanjut, disampaikan bahwa TNI telah beberapa kali melakukan pelatihan bersama dengan militer Pemerintah Suriname dalam bidang pertahanan.
Bertindak sebagai dalang, Mbah Sapto Sopawiro, seorang warga Suriname keturunan Jawa yang berusia 83 tahun, dengan fasihnya menuturkan kisah Bima Kridha dalam Bahasa Jawa, Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda. Suriname merupakan negara yang memiliki memiliki penduduk keturunan Jawa dimana penduduknya menggemari pertunjukan wayang kulit dan menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa resmi dalam percakapan sehari-hari, selain Sranan Tongo dan bahasa asal penduduknya seperti bahasa Jawa.
Baca Juga
#Gan | KBRI Paramaribo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar