Taenia solium
adalah cacing
pita babi yang termasuk dalam keluarga Taeniidae. Infeksi Cacing
Pita Babi ialah infeksi usus yang disebabkan oleh cacing pita dewasa Taenia
solium.
Infeksi
ini biasa ditemukan di Asia, Uni Soviet, Eropa Timur dan Amerika Latin. Di
Amerika Serikat jarang terjadi, kecuali di antara kaum pendatang dan para
pelancong dari daerah beresiko tinggi.
Indonesia
daerah yang banyak terserang penyakit dari hewan parasit ini adalah Papua.
Siklus Hidup Taenia solium
Taenia
solium disebut juga cacing pita babi karena memiliki inang perantara babi.
Cacing ini berbahaya karena dapat menyebabkan sistiserkosis (en:
cysticercosis), yang jauh lebih berbahaya dari kerabatnya taeniasis.
Pada
Taenia solium, tidak hanya cacing muda dan cacing dewasa saja yang dapat hidup
di
dalam tubuh manusia, akan tetapi sistiserkus juga dapat terbentuk di
organ-organ manusia. Bahkan, sistiserkus dapat terbentuk di mata dan otak
manusia.
1. Telur
atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke lingkungan luar.
2. Inang
perantara, yaitu babi memakan makanan yang terkontaminasi telur atau proglotid
Taenia solium.
3. Dalam
tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot
membentuk sistiserkus.
4. Sistiserkus
pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.
5. Dalam
usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan menempel menggunakan
skoleks.
6. Setelah
reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan terbawa
kotoran.
7. Telur
cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena makanan yang
terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air.
8. Dalam
tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant.
9. Sistiserkus
dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada jaringan di bawah kulit,
juga mata dan otak.
Cacing
pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian kepala
yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian
yang mengandung telur). Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya
merupakan tuan rumah perantara saja. Manusia juga bisa berperan sebagai tuan
rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila
proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam
lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak
dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.
Gejala
Infeksi
yang bersifat invasif karena cacing pita bermigrasi keluar saluran pencernaan,
dapat memicu komplikasi yang lebih berbahaya.
Seringkali
orang yang terkena infeksi usus akibat cacing pita tidak merasakan gejala apa
pun. Beberapa gejala yang dapat terjadi ketika mengalami infeksi usus antara
lain mual, sakit perut, lemah, kehilangan nafsu makan, diare, turun berat badan
dan menurunnya kemampuan tubuh menyerap nutrisi makanan.
Bagi
yang menderita infeksi usus akibat cacing pita, bagian kepala cacing pita akan
menempel pada dinding usus, sementara bagian tubuhnya terus bertambah panjang
dan memproduksi telur.
Gejala
infeksi invasif akibat cacing pita memiliki kemungkinan menyebabkan kerusakan
organ dan jaringan. Gejala yang ditimbulkan seperti demam, timbulnya benjolan atau kista, reaksi
alergi, infeksi bakteri, hingga gejala gangguan syaraf seperti kejang.
Cacing
pita jika berada dalam tubuh manusia
1.
Terserang Anemia
2.
Perut cepat lapar
3.
Mengakibatkan Diare
4.
Peradangan otak
5.
Gangguan pada pernafasan
6.
Timbul gatal gatal pada kulit
7.
Metabolisme tubuh terganggu
Pencegahan
Masaklah
daging sampai betul betul matang pada suhu 100 derajat celsius atau lebih
Hindari
makanan yang telah dihinggapi lalat, karean lalat bisa menjadi perantara
tercemarnya makanan oleh telur telur cacing pita lewat kakinya, yang tak
sengaja hinggap pada daging daging hewan yang mentah.
Biasakan
untuk selalu cuci tangan dengan gel khusus pencuci tangan atau pakai sabun
antiseptik sebelum bersinggungan dengan alat alat dapur ketika hendak memasak.
Pengobatan
Infeksi
cacing pita dapat diperiksa menggunakan sinar-X, ultrasound, CT-scan, ataupun
MRI. Pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan, seperti tes darah atau tes fungsi
hati.
Umumnya
pengobatan akibat cacing pita adalah obat oral.
Obat ini akan membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja.
Jika cacing pita tergolong besar, kemungkinan penderita mengalami kram perut
saat proses tersebut. Dokter akan mengecek ulang tinja sekitar tiga bulan
setelah pengecekan pertama, yaitu saat pengobatan selesai. Salah satu jenis
obat cacing yang banyak digunakan untuk cacing pita adalah praziquantel.
Selain
itu, ada pula obat lain yang dapat digunakan membasmi
cacing pita yaitu albendazole dan nitazoxanide.
Obat mana yang akan diberikan, tergantung dari jenis cacing pita dan lokasi
terjadinya infeksi.
Diberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral (melalui mulut).
Resep
tradisional mengeluarkan cacing pita dalam tubuh secara alami
Minumlah
sehari tiga kali ramuan tradisional buatan sendiri yang tidak ada efek samping.
Ramuan
tradisional dari buah dan manggis serta daun sirsak untuk menghambat perumbuhan
cacing pita serta mengeluarkan cacing pita yang telah terlanjur berada dalam
tubuh lewat buang air besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar