Khofifah: Terimakasih Dokter, Lekas Sehat Ya Nak
Surabaya(JATIM).BM- Sembilan jam lebih operasi pemisahan, bayi kembar siam asal Kendari, Sulawesi Tenggara yakni Aqila dan Azila kondisinya sehat dan stabil. Kedua bayi tersebut sudah bergerak aktif serta diberi minum sedikit demi sedikit untuk merangsang pertumbuhan ususnya, meskipun masih di ruang ICU.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus memantau baik kesiapan maupun saat operasi. Ia menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya operasi pemisahan bayi dempet kembar siam Aqila dan Azila. Sembari menyampaikan terimakasih kepada tim dokter yang telah menyelesaikan tugas berat dengan sangat baik.
"Kepada semua tim dokter saya menyampaikan terimakasih semoga Aqila dan Azila segera melewati masa adaptasi usai operasi pemisahan dan bisa segera keluar dari ICU" ujar Khofifah, sapaan lekatnya usai menyematkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/8).
Khofifah menuturkan rasa syukur atas suksesnya pemisahan bayi kembar siam ini. “Alhamdulillah setelah sembilan jam lebih melewati operasi yang panjang dan penuh konsentrasi pada Rabu (14/8) kemarin, hari ini kami dengar kabar Aqila dan Azila terus membaik dan stabil. Mohon doanya semuanya agar kondisi kedua bayi ini bisa terus membaik dan bisa segera keluar dari ICU, segera pulih dan bisa kembali ke tengah pelukan keluarga dengan sehat wal afiat” katanya.
Khofifah mempercayakan penyembuhan pasca operasi tersebut kepada tim dokter RS. Dr. Soetomo yang sudah berpengalaman menangani kasus kembar siam yakni 99 kali. Ia yakin, tim dokter akan bekerja semaksimal mungkin menangani kasus ini.
Sementara itu Ketua Tim Penanganan Kembar Siam RSUD Dr. Soetomo, dr. Agus Harianto, Sp.A usai memimpin rapat evaluasi pasca operasi di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Kamis (15/8) pagi mengatakan, masa pemulihan atau masa kritis adalah minimal tujuh hari pertama sejak dilakukan operasi pemisahan. Waktu ini bisa lebih atau kurang tergantung dari respon masing-masing pasien.
“Sekarang kondisi mereka bagus sudah bergerak-gerak, sudah senyum juga,” katanya.
Orang tua Aqila dan Azila pun, lanjutnya, sudah bertemu dengan kedua bayi tersebut. Pendampingan ini dilakukan agar bayi tersebut tidak stress sehingga memudahkan proses pemulihan.
“Bayi-bayi juga bisa stress. Jadi untuk mendukung penyembuhannya orang tua harus terus mendampingi. Namun tentunya dengan baju yang bersih dan tidak semua orang bisa masuk ke kamar tersebut,” katanya.
Menurutnya, dalam setiap kasus kembar siam yang ditangami tim dokter RS. Dr. Soetomo selalu ada pembelajaran dan pengalaman baru. Dalam kasus bayi kembar siam Aqila dan Azila ini mereka hanya memiliki satu selaput jantung sehingga harus dibagi.
Dalam kasus ini, dokter kemudian memasang plat untuk menutup kulit Azila yang luas. Plat tersebut biasanya digunakan dalam kasus patah tulang rahang. Pemberian plat kepada bayi Azila ini dilakukan untuk menjembatani dan menghubungkan tulang rusuk kanan dan kiri yang tidak memiliki tulang dada. Diharapkan plat ini dapat memperkuat dan menstabilkan pola nafas dan jantungnya. Sebaliknya untuk bayi Aqila, lanjutnya, kondisinya lebih mudah menutup.
“Jadi plat ini berasal dari logam mulia. Harapan kami ke depan sebagai ide mengembangkan RS Dr. Soetomo sebagai pusat kembar siam di Indonesia, kami harap ada bank jaringan yang menyediakan tulang dada sehingga lebih mudah dan lebih diterima pasien. Walaupun selama ini plat dari logam diterima pasien, namun itu tetap benda asing,” tuturnya.
Tim dokter yang menangani Aqila dan Azila sendiri terus memantau dan mengevaluasi kondisi dan perkembangan kedua bayi tersebut. Setiap hari pukul 09.00 WIB pagi dilakukan morning report dimana setiap tim dokter baik dari dokter anak, dokter bedah plastik, dokter anestesi sampai bagian farmasi melaporkan perkembangan bayi tersebut.
“Target kami secepatnya Aqila dan Azila bisa keluar dari ruang ICU. Di tahap stabilisasi ini semakin cepat respon bayi tersebut maka semakin cepat ia keluar dari ICU. Kami terus mengevaluasi. Mohon doanya,” pungkasnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus memantau baik kesiapan maupun saat operasi. Ia menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya operasi pemisahan bayi dempet kembar siam Aqila dan Azila. Sembari menyampaikan terimakasih kepada tim dokter yang telah menyelesaikan tugas berat dengan sangat baik.
"Kepada semua tim dokter saya menyampaikan terimakasih semoga Aqila dan Azila segera melewati masa adaptasi usai operasi pemisahan dan bisa segera keluar dari ICU" ujar Khofifah, sapaan lekatnya usai menyematkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/8).
Khofifah menuturkan rasa syukur atas suksesnya pemisahan bayi kembar siam ini. “Alhamdulillah setelah sembilan jam lebih melewati operasi yang panjang dan penuh konsentrasi pada Rabu (14/8) kemarin, hari ini kami dengar kabar Aqila dan Azila terus membaik dan stabil. Mohon doanya semuanya agar kondisi kedua bayi ini bisa terus membaik dan bisa segera keluar dari ICU, segera pulih dan bisa kembali ke tengah pelukan keluarga dengan sehat wal afiat” katanya.
Khofifah mempercayakan penyembuhan pasca operasi tersebut kepada tim dokter RS. Dr. Soetomo yang sudah berpengalaman menangani kasus kembar siam yakni 99 kali. Ia yakin, tim dokter akan bekerja semaksimal mungkin menangani kasus ini.
Sementara itu Ketua Tim Penanganan Kembar Siam RSUD Dr. Soetomo, dr. Agus Harianto, Sp.A usai memimpin rapat evaluasi pasca operasi di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Kamis (15/8) pagi mengatakan, masa pemulihan atau masa kritis adalah minimal tujuh hari pertama sejak dilakukan operasi pemisahan. Waktu ini bisa lebih atau kurang tergantung dari respon masing-masing pasien.
“Sekarang kondisi mereka bagus sudah bergerak-gerak, sudah senyum juga,” katanya.
Orang tua Aqila dan Azila pun, lanjutnya, sudah bertemu dengan kedua bayi tersebut. Pendampingan ini dilakukan agar bayi tersebut tidak stress sehingga memudahkan proses pemulihan.
“Bayi-bayi juga bisa stress. Jadi untuk mendukung penyembuhannya orang tua harus terus mendampingi. Namun tentunya dengan baju yang bersih dan tidak semua orang bisa masuk ke kamar tersebut,” katanya.
Menurutnya, dalam setiap kasus kembar siam yang ditangami tim dokter RS. Dr. Soetomo selalu ada pembelajaran dan pengalaman baru. Dalam kasus bayi kembar siam Aqila dan Azila ini mereka hanya memiliki satu selaput jantung sehingga harus dibagi.
Dalam kasus ini, dokter kemudian memasang plat untuk menutup kulit Azila yang luas. Plat tersebut biasanya digunakan dalam kasus patah tulang rahang. Pemberian plat kepada bayi Azila ini dilakukan untuk menjembatani dan menghubungkan tulang rusuk kanan dan kiri yang tidak memiliki tulang dada. Diharapkan plat ini dapat memperkuat dan menstabilkan pola nafas dan jantungnya. Sebaliknya untuk bayi Aqila, lanjutnya, kondisinya lebih mudah menutup.
“Jadi plat ini berasal dari logam mulia. Harapan kami ke depan sebagai ide mengembangkan RS Dr. Soetomo sebagai pusat kembar siam di Indonesia, kami harap ada bank jaringan yang menyediakan tulang dada sehingga lebih mudah dan lebih diterima pasien. Walaupun selama ini plat dari logam diterima pasien, namun itu tetap benda asing,” tuturnya.
Tim dokter yang menangani Aqila dan Azila sendiri terus memantau dan mengevaluasi kondisi dan perkembangan kedua bayi tersebut. Setiap hari pukul 09.00 WIB pagi dilakukan morning report dimana setiap tim dokter baik dari dokter anak, dokter bedah plastik, dokter anestesi sampai bagian farmasi melaporkan perkembangan bayi tersebut.
“Target kami secepatnya Aqila dan Azila bisa keluar dari ruang ICU. Di tahap stabilisasi ini semakin cepat respon bayi tersebut maka semakin cepat ia keluar dari ICU. Kami terus mengevaluasi. Mohon doanya,” pungkasnya.
# BM01 | humasprovjatim/dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar